Belajar Indikator Trading Dari Analisa Teknikal Leader Board

Story by: Revanny R. Tristia
Published: October 01, 2019
Viewed 9 times

Revanny is a Content Writer of Astronacci, who has passion to writes and learn about financial and trading.

Dalam dunia trading bukan suatu hal yang mudah untuk membuat prediksi dan menganalisa pergerakan market yang selalu berubah. Kita harus bisa memperkirakan seberapa besar peluang kita bisa mendapatkan keuntungan didalam market yang terus berubah itu. Dengan belajar indikator trading apa saja yang bisa digunakan, akan membantu kita dalam menganalisa market.
 

Indikator dalam analisa teknikal merupakan formula matematis yang digunakan dalam membuat analisa dan mengambil keputusan dalam trading. Indikator tersebut memberikan informasi – informasi mengenai trend di market, volume transaksi yang terjadi, dan menemukan sinyal jual – beli di market. Banyak sekali jenis indikator yang digunakan oleh trader. Karena pada dasarnya analisa teknikal yang dibuat berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang berbeda dari masing-masing trader. Setiap saat bisa tercipta indikator-indikator trading baru yang bisa kita lihat.

Terdapat 2 jenis indikator dalam analisa teknikal, yaitu Lagging Indicator dan Leading Indicator. Perbedaan antara kedua indikator ini hanya terletak pada seberapa cepat indikator tersebut memberikan sinyal trading kepada kita.

Lagging Indicator

Merupakan indikator yang mengukur trend yang terjadi market. Sayangnya kelemahan dari  Indicator ini biasanya terlambat memberikan sinyal dibanding indikator lainnya. Kita harus berhati-hati jika menggunakan indikator lagging didalam market yang bergerak relatif flat karena hanya akan memberikan hasil sinyal yang makin terlambat. Indikator ini bisa dilihat setelah terjadinya pergerakan harga, sehingga kualitas prediksi yang diberikan tidak terlalu tinggi. Kelebihan dari indikator lagging adalah fokus kepada trend, dan karena hal tersebut, indikator ini memiliki kelemahan dalam memberikan sinyal beli – jual yang lebih sedikit saat tidak terjadi trend.


Berikut adalah beberapa jenis indikator lagging yang digunakan untuk membaca trend :

1. BollingerBand : Sebuah alat berupa garis yang digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga yang terjadi di market. Indikator ini menjadi salah satu indikator teknikal yang populer dikalangan trader. Kita bisa menggunakan indikator ini untuk mengukur volatilitas pasar dan memperkirakan rentang harga. Indikator ini memiliki tiga garis yang bergerak mengikuti harga, dan ketiga garis itu adalah, upper band, middle band dan lower band. Middle band pada dasarnya adalah bagian dari moving average, yang menjadi dasar perhitungan untuk upper band dan lower band.

2. Moving Average : merupakan indikator teknikal yang menyaring pergerakan harga dan fluktuasi harga yang bersifat acak. Moving Average juga diartikan sebagai rata – rata pergerakan yang mengukur momentum serta mengkonfirmasi trend, dan menentukan area support dan resistance. Indikator ini merupakan salah satu indikator analisis teknikal yang cukup populer. Ada beberapa jenis Moving Average yang biasa digunakan, yaitu Simple Moving Average (SMA), Weighted Moving Average (WMA), Exponential Moving Average (EMA).

3. Parabolic SAR : Untuk trader pemula bisa menggunakan indikator ini dalam menganalisa market. Karena indikator ini yang paling mudah dibaca dan memberikan gambaran pergerakan harga naik atau turun. Indikator trading ini juga sangat cocok digunakan pada market yang trending, rally panjang atau downturns. Indikator yang dipublikasikan oleh Welles Wilder ini cukup unik, karena berbentuk titik lingkaran yang mudah dibaca trader untuk mendapatkan informasi batas harga. Indikator ini bisa menjadi acuan entry dan exit, serta memberikan informasi tentang stop dan reverse.

Leading Indicator

Merupakan indikator trading yang memberikan informasi mengenai arah trend yang akan terjadi, namun sebelum trend tersebut terjadi. Peluang yang kita dapatkan untuk meraih keuntungan memang sangat besar,namun juga disertai resiko yang sangat tinggi. Indikator pada leading mengukur tingkat kejenuhan beli (Overbought), dan tingkat kejenuhan jual (Oversold).  Dengan asumsi analisa bahwa pada tingakatan itu harga akan berbalik arah, sehingga memberikan keuntungan bagi trader.

Keunggulan dari indikator ini hanya dapat mengonfirmasi pergerakan harga melalui satu candle saja, jadi bisa membantu kita mengambil keputusan entry dengan cepat. Namun sayangnya juga terdapat kemungkinan besar sinyal yang diberikan adalah False Signal. Makanya diperlukan keterampilan dan ketelitian kita sebagai trader dalam membaca sinyal, agar menghindari kesalahan sinyal.

Sama seperti Lagging Indicator, Leading Indicator juga ada 2 jenis indikator yang biasa digunakan oleh trader dalam pengaplikasiannya :


1. Stochastic Oscillator : Indikator ini menunjukan dimana pergerakan harga sudah mencapai Overbought atau Oversold. Tingkat keakurasian indikator ini memang sudah tidak diragukan lagi, dan mudah dimengerti penggunaanya oleh trader pemula maupun yang sudah profesional.

Indikator yang telah digunakan lebih dari 50 tahun ini merupakan salah satu indikator teknikal yang bisa membantu kita menemukan momentum yang baik saat menentukan entry point.

Indikator ini dikenal dengan memiliki 2 garis, yaitu %D dan %K. Dimana kedua garis ini berguna untuk mengidentifikasi perilaku trend yang terjadi di market. Stochastic bisanya bekerja dengan baik saat posisi market dalam keadaan sideway.

2. Relative Strength Index (RSI) : Jenis leading indicator ini menunjukan arah kecenderungan yang akan terjadi di waktu berikutnya dan bermanfaat untuk petunjuk kondisi harga  apakah sudah masuk di tahap Overbought dan Oversold. Sama seperti Stochastic , indikator RSI bekerja dengan baik di posisi market sideway, hal ini dikarenakan sinyal yang diberikan RSI dikondisi market sideways akurat dan bisa diandalkan untuk menentukan keputusan.

Jika pasar sedang trending, disarankan tidak menggunakan indikator ini. Karena di market yang sedang trending, RSI cenderung memberikan false signal. Ada 3 cara trading dengan menggunakan indikator RSI, yaitu dengan melihat kondisi Overbought/ Oversold, Melihat support dan resistance di RSI, terakhir adalah melihat divergence.  


Perbedaan dari Lagging Indicator dan Leading Indicator adalah, dimana Lagging Indicator sangat bagus digunakan saat market di posisi trend dan Leading Indicator sangat bagus digunakan saat market di posisi sideway. Kita jika ingin menjadi seorang trader setidaknya harus belajar indikator trading yang dijelaskan diatas secara mendalam.


Untuk kita yang masih pemula sebagai trader, baru belajar indikator trading dan analisanya, disarankan jangan langsung terjun ke market menggunakan real account.  Baiknya kita coba trading menggunakan akun demo terlebih dahulu, lalu kita aplikasikan semua analisa dan indikator trading yang  sudah dipelajari. Jika sudah bisa menghasilkan profit dan sudah mengerti mengenai pergerakan market, barulah kita bisa terjun langsung menggunakan real account.

Recommendation From Expert :

1. Dalam menganalisa kita memerlukan indikator – indikator trading agar mempermudah kita membaca pergerakan market. Khususnya untuk di analisa teknikal beberapa indikator yang dijelaskan diatas biasanya sering digunakan oleh para trader. Ingin belajar indikator trading lebih detail sekaligus dengan prakteknya? Join di CAT Institute!

2. CALL atau Whatsapp dan hubungi CAT Institute dengan Karlina, +62 821 66 66 6500