MENGENAL FENOMENA SELL IN MAY AND GO AWAY DI FINANCIAL MARKET Leader Board

Story by: Catie
Published: May 11, 2023
Viewed 0 times

Sebagai investor saham, kamu pasti pernah dengar istilah Sell in May and Go Away, pepatah terkenal di bidang keuangan Inggris yang berlatar belakang pada kinerja buruk historis saham selama periode enam bulan dari Mei hingga Oktober. Kondisi anomali saham musiman ini sama seperti January Effect, Black September dan Window Dressing.

Apakah fenomena Sell in May and Go Away ini nyata atau hanya mitos semata? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel ini untuk mengetahui sejarah, fakta, dan penyebab terjadinya fenomena ini.

Sejarah Sell in May and Go Away

Istilah Sell in May and Go Away yang berasal dari distrik keuangan London, Inggris, ini adalah suatu strategi yang menyarankan investor untuk menjual sahamnya pada bulan Mei dan membeli kembali pada bulan November.

Faktanya, istilah Sell in May and Go Away berasal dari pepatah kuno Inggris “Sell in May and go away, come back on St. Leger’s Day,” yang  sering dilontarkan di antar pedagang, bangsawan, dan bankir di kota London.

Apakah Sell in May and Go Away Benar Terjadi?

Berdasarkan data historis dari penelitian Stock Trader Almanac, sejak tahun 1950, Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan rata-rata hanya 0,3% selama periode Mei-Oktober, jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tingkat kenaikan rata-rata selama periode November-April yang mencapai 7,5%

Selain itu, penelitian dari Fuerst, Profesor Sandro Andrade dan Vidhi Chhaochharia (University of Miami) juga memberikan hasil yang sama, bahwa ada tingkat kenaikan saham rata-rata lebih besar 10% pada periode November-April dibandingkan Mei-Oktober.

Apakah Sell in May and Go Away Terjadi di Indonesia?

Pada beberapa penelitian, pada bulan  Agustus dan November karena tercatat IHSG 11 kali turun dan 9 kali naik pada kedua bulan tersebut selama 20 tahun. Sementara pada bulan Mei, return IHSG tercatat meningkat 12 kali dan turun 8 kali. Dengan itu, dapat kita simpulkan bahwa fenomena Sell in May and Go Away yang terjadi di luar negeri tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan pasar saham di Indonesia.

Mau belajar lebih lanjut mengenai pasar saham? Yuk langsung belajar lebih dari lembaga kredibel agar bisa hasilkan keuntungan di financial market! Apa lagi pengajarnya telah tersertifikasi! Konsultasikan kebutuhanmu  dengan Trading Coach untuk tahu program yang paling cocok untukmu dengan klik link berikut ini >> https://bit.ly/KONSULTASITC